STRUKTUR
ORGANISASI
Struktur partai liberal
saat ini dirancang oleh Robert Gordon menzies,otonomi seluas luasnya kepada
cabang cabang Negara bagian merupakan unsur terpenting dalam struktur federal dari organisasi partai, merupakan
satu satunya prinsip yang tidak pernah berubah. Partai liberal mengabdikan diri
sepenuhnya kepada konsep system pemerinthan federal Australia, dan secra tegas
mendasarkan dirinya pada struktur federal.
Partai liberal berusaha mendudukan dirinya
sebagai partai yang otonom, bersifat nasional dilihat dari asal usul dan
fungsinya, namun memberikan desentralisasi kepada cabang cabangnya baik
ditingkat Negara bagian, dan pemerintahan local (city dan town). Dalam setiap
kesenpatan partai ini menyatakan sebagai partai terbuka dan mewakili anggota
masyarakat dalam setiap tingkatan pemerintahan.
Struktur organisasi partai ini sangat
sederhana. Hierarki tertinggi dalam organisasi adalah federal council / dewan
federal, yang keanggotannya mencerminkan
struktur federalism. Dewan ini bersidang setahun sekali, dewan ini berwenang mengkoordinasikan
kegiatan kegiatan berbagai cabang begara bagian dalam hubungannya dengan urusan
urusan federal . sementara itu siding tahunan dimaksudkan untuyk membicarakan
masalah keuangan partai dan mendiskusikan kebijakan kebijakan partai, dalam hal
yang pertama dewan federal mempunyai kekuasaan tertinggi untuk mengawasi
pertanggung jawaban keuangan. Dalam hal kedua, kebijakan itu tidak mengikat
bagi anggota anggota parlemen. Pelaksanaan harian dari dewan federal adalah
lembaga yang disebut federal executive atau badan eksekutif federal.
Cabang cabang partai di Negara bagian
mempunyai kedudukan kuat bersifat otonom dan berpengaruh terhadap dewan
federal, pada dasar nya struktur cabang partai dinegara bagian adalah sama,
hanya dalam lingkup yang lebih kecil.
Sejalan dengan perkembangan politik Australia
pada 1972, organisasi partai liberal meningkat menjadi suatu organisasi ekstra
parlemen yang kompleks dan efisien. Sejak 1974 partai liberal melakukan
kampanye nasional dengan satu kebijakan
yang bersfalt nasional yang disebut the way ahead, sejak itu pula otoboni
lembaga partai Negara bagian dan local terganggu dan sebuah kampanya gaya baru
yang bersifat nasional menjadi semakimn diserap dan Nampak pada pemili pemilu
1975 sampai saat ini.
Sekalipun demikian , organisaasi partai
tetap tidak dapat mempengaruhi anggota parlemen, dan anggota parlemen baik
tingkat federal maupun Negara bagian memiliki kebebasan yang luas dari pengaruh
badan badan eksekutif baik federal maupun Negara bagian.
DISIPLIN
ORGANISASI
Partai liberal selalu
mempertajhankan prinsip tingkah laku anggota parlemen yang mendasar. Sekali
seorang anggota liberal menjadi anggota parlemen, maka ia tidak berada dalam paksaan organisasi
ataupun daerah pemilihannya. Anggota parlemen partai ini memperjuangkan
kepentingan partai yang telahdibuat oleh pemimpin parlemennya.
Salah satu yang
menjadi kendala bagi anggota parlemen liberal adalah bila kebijakan yang
ditempuhnya membahayakan kepentingan daerah pemilihan, dalam keadaan seperti
ini, anggota parlemen tersebut dapat menjadi subjek tekanan , baik dari rekan
anggota parlemen, organisasi local , organisasi federal tingkat tinggi,
kelompok penekan ,kaum professional, maupun dunia usaha.
Sama seperti partai
buruh, semua anggota parlemen liberal , baik majelis rendah dan senat adalah
anggota caucus, secara formal caucus partai liberal bertugas memilih dan
memecat pemimpin partai, namun sekali seorang pemimpin partai dipilih, maka ia
tidak lagi dapat dikontrol oleh caucus.
Dengan demikian tidak
ada konsep caucus mengatur anggiota parlemen dalam partai liberal, partai ini
menekan kan komitmen bahwa anggota parlemen harus dipercaya, mereka bukan
delegasi, bukan pula partisan, mereka haruz menjadi wakil yang independen..
secara prinsip seorang anggota parlemen liberal haruz mampu dan kreatif dalam
merumuskan kebijakan kebijakan partainya dalam perdebatan perdebatan
diparlemen.
SUMBER
DUKUNGAN
Dibalik keinginan Partai Liberal menyatakan
bahwa partainya sangat berbanding terbalik dengan Partai Buruh, yang bersifat
sectarian, yang hanya bekerja atas nama dan kepentingan kaum buruh. Sebenarnya
secara umum Partai Liberal tidaklah berbeda dengan Partai Buruh. Partai Liberal
juga membawa misi yang sifatnya sectarian, yaitu memperjuangkan kepentingan
kaum kapitalis, yang terdiri atas para pengusaha dan kaun industrialis lainnya.
Dalam perkembangannya, terjadi perluasan dalam sumber dukungan dari
kelompok-kelompok sosial lainnya pada partai ini, yang sumber dukungannya
meliputi juga kelompok kelas menengah sebagai akibat meningkatnya status
sosio-ekonomi kaum buruh. Dengan demikian, secara prinsipal sumber dukungan
utama Partai Liberal tetap diletakkan pada kaum kapitalis kelas menengah dan
atas.
Berdasarkan survei yang diadakan kalangan
partai pada 1981, seluruh pendukung partai yang ada dapat diidentifikasikan
menjadi tiga kategori:
1.
Anggota partai yang selalu siap menyediakan
tenaga dan iuran keanggotaan untuk partai.
2. Anggota
yang memberikan iuran dan dukungan-dukungan lain, tapi tidak menjadi bagian
dari badan-badan yang diakui partai.
3.
Anggota yang memberikan dukungan suara kepada
partai ketika pemilu.
Dapat
disimpulkan bahwa secara sosial mereka dapat dikelompokkan ke dalam berbagai
kelas sosial. Secara umum, mereka adalah orang-orang yang berasal dari kelompok
menengah-atas.
Tokoh-tokoh utama
utama partai dalam tingkat federal (nasional) dan Negara bagian biasanya
berasal dari kalangan menengah-atas, beragama Protestan, dan dengan pendidikan
sekolah swasta. Sekolah swasta biasanya memiliki kualitas pendidikan yang lebih
baik dan mahal. Dari hal ini sangat jelas bahwa sumber dukungan bagi partai ini
belum berubah: tetap berkisar pada kelompok menengah-atas. Dalam hal dukungan
dari luar, ada hubungan dua arah antara kepentingan dunia usaha dan kelompok
industrialis dengan Partai Liberal ketika
berada di dalam pemerintahan.
Dapat disimpulkan
bahwa sumber dukungan bagi Partai Liberal terdapat di kalangan industriawan dan
pengusaha di wilayah perkotaan. Walaupun berbagi dengan pendukung Partai
Nasional, mayoritas pengusaha perkotaan adalah pendukung partai ini, sementara
mayoritas dari kalangan yang sama di daerah perdesaan adalah pendukung Partai
Nasional. Sedangkan dukungan kaum buruh di perkotaan terhadap partai ini sangat
lemah, terutama manual worker. Dalam hal agama, terdapat kecenderungan bahwa
pendukung kuat Partai Liberal, sementara dukungan sangat lemah di kalangan
pemeluk agama Katolik.