Jumat, 11 November 2011

KEAMANAN NON TRADISIONAL


KEAMANAN NON TRADISIONAL


  Keamanan non-tradisional, sering disingkat NTS (Non Traditional Security), adalah cukup populer walau agak ambigu.
  It should be noted that current studies of NTS in the international community tend to highly emphasize "human security" (Evans, 2004). "Human" here not only refers to human beings in general, but also includes individuals
  In the globalised setting the challenge of maintaining security is no longer limited to the traditional foreign policy and military tools of nation-state, security and insecurity are no longer considered as conditioned only upon geopolitics and military strength, but also on social, economic, environmental, moral and cultural issues (Tuchman, 1989)
  Isu terorisme, pemanasan global, pencurian ikan dan penebangan hutan, memaksa berbagai negara untuk menyepakati penanganan keamanan dalam negerinya dengan negara lain.
  Langkah berikutnya negara2 maju cenderung mengintervensi kebijakan masing-masing negara berkembang dalam hal keamanan, sehingga negara2 tsb didesak untuk membuat kebijakan yang akan mendukung negara maju, serta mengubah perspektif ancaman dalam negerinya yang tadinya bersifat tradisional menjadi non tradisional.
  Dinamika keamanan global dan regional pasca tragedi Sept 2001 WTC dan adanya transformasi postur pertahanan AS, telah mendorong Jepang sejak 2005 melakukan berbagai adaptasi berupa reformasi dlm bidang pertahanan mil. Selain terkait dgn perkemb di kaw Asia Timur yang semakin menghangat yi adanya program nuklir Korut maupun langkah modernisasi militer Cina
  Dari perspektif keamanan regional, dibandigkan dgn isu terorisme atau isu2 keamanan non-trad. lainnya, faktor Korut dan Cina tsb dapat menjadi pendorong utama transformasi pertahanan negara2 sekitarnya
            spt yang telah dilakukan Jepang
  Konsekuensinya, intervensi militer dipandang sebagai bentuk partispasi internasional daripada sebagai selubung untuk mengawal agenda neoliberalisme ekonomi.
  Posisi Indonesia yang strategis, terbuka dan sangat luas, membuka peluang kerawanan thd timbulnya pelanggaran kedaulatan negara, pencurian sumberdaya alam, penyelundupan, perompakan, perdagangan narkoba dan kejahatan transnasional lainnya.
  Pasar bebas yang menjadi agenda  WTO telah mengarah pada terbentuknya blok-blok ekonomi baru yang proteksionis melalui berbagai cara termasuk standar mutu dan dumping terselubung.
  Aksi terorisme dalam skala lokal maupun internasional diperkirakan akan terus berlangsung karena perang global melawan terorisme yang dipimpin AS, blm dpt melumpuhkan jaringan terorisme internasional. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan kritik & saran xaa... ;)